Cerita oleh Misericordias Domini & Anindita Rahardini
Foto oleh Leonardus Rama
Siang itu matahari bersinar cukup terik. Sebuah rumah sederhana di Jalan Somodaran, Banyuraden, Gamping, Sleman tampak telihat sepi dari luar. Tirai bambu yang menggantung digunakan sebagai penutup di depan teras yang pada akhirnya menutupi pintu utama rumah dan membuat rumah itu terlihat tertutup dari kejauhan. Rumah tersebut tampak sederhana, tidak banyak pepohonan di pekarangan rumahnya. Tampak seorang lelaki paruh baya sibuk di teras rumah tersebut dengan masih menggunakan celemek kotor yang tertimpa berbagai warna cat. Rumah tersebut adalah rumah milik pria paruh baya bernama Syahrizal Pahlevi atau yang kerap disapa Levi, salah satu seniman grafis yang ada di Yogyakarta.
Teras rumah sederhana yang tak terlalu luas menjadi tempat kerjanya. Suara lalu lalang kendaraan di depan rumahnya seolah menjadi musik pengiring baginya. Dari raut wajahnya tak ada ekspresi terganggu dengan suara-suara tersebut, seolah tak ada yang dapat memecahkan fokusnya. Ia lebih menyukai bekerja di siang hari dari pada malam hari, walaupun malam hari suasana relatif lebih sepi sehingga dapat lebih berkonsentrasi. Seni grafis yang Levi selami adalah teknik cukil kayu atau woodcut. “Menurut saya, cukil kayu ini menarik karena kita tidak tahu hasil akhirnya, masih harus menebak-nebak, kadang hasilnya juga tak terduga,” katanya seraya menyunggingkan senyuman.
Read Full Article